PROSES
PENGOLAHAN TEBU DI PABRIK GULA MADUKISMO
- Proses Pembuatan Gula Tebu
- Panen Tebu
Tebu
yang berkualitas baik untuk pembuatan gula harus dijaga saat pemanenan.
Penebang secara manual, hasilnya lebih baik dibandingkan dengan mesin tebu.
Penebangan meliputi seluruh bagian tebu. Bagian pucuk dan daun tebu di buang
dan hanya batang tebu yang digunakan karena yang menggandung sukrosa adalah
batang tebu. Setelah itu dikumpulkan dan segera dikirim ke pabrik sebelum rusak
sukrosa yang terkandung karena proses kimia, mikroba,dll.
- Penggilingan Tebu
Saat
tebu-tebu dari lading telah sampai di pabrik, akan segera dibawa oleh kereta
menuju stasiun penggilingan tebu. Proses penggilingan tebu disini dilakukan 2
tahap yaitu pemotongan dan penggilingan sendiri untuk mendapatkan tetes tebu
yang akan digunakan untuk pembuatan gula.
Pemotongan tebu dilakukan
untuk membuka tebu dan untuk mempermudah tahap pengambilan nira tebu. Proses
pemotongan ini biasanya menggunakan knives, shredders, crusher.
Penggilingan tebu ini
bertujuan untuk mengekstrakan sukrosa yang terkandung dalam tebu dengan
penambahan air. Proses penggilingan tebu di Pabrik Madukismo ini ada 5 alat
penggiling tebu. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan hasil tetes tebu untuk
pembuatan gula.
- Klarifikasi
Tetes
tebu yang dihasilkan dari mesin penggilingan ini akan masuk ke clarifier. Ada
sekitar 5 mesin sulfikasi. Pada proses ini biasanya ada penambahan lime dan
sejumlah fosfat, kapur. Penambahan lime adalah untuk netralisasi asam-asam
organic, dan fosfat adalah untuk flocculating agent.
- Pemasakan
Setelah
nira / tetes tebu ini di beri beberapa zat. Maka nira akan dikentalkan pada
proses pemasakan ini hingga terbentuk Kristal gula. Proses pemasakan di pabrik
madukismo ini ada sekitar 14 mesin evapator. Proses pemasakan ini harus
dikontrol suhunya. Suhu ideal untuk pemasakan adalah 37-42 derajat. Setelah
pemasakan di mesin evapator ini akan terbentuk Kristal gula yang masih
tercampur dengan molase. Molase mrupakan sirup gula yang berwarna
hitam(caramel). Nira kental yang dihasilkan akan dip roses kembali dengan
penambahan gas SO2 untuk memucatkan warna, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan Kristal gula yang lebih putih. Kandungan nira yang kental ini
hanya 65% padatan Kristal gula dan 35% air.
- Kristalisasi Gula
Kristalisasi
inibertujuan untuk mendapatkan Kristal gula dari nila kental yang masih bercampur
dengan molase/sirup hitam. Kristalisasi
ini dilakuka dengan cara menguapkan nira dalam pan masak yang memiliki tekanan
vakum untuk mencegah kerusakan gula. Jarak antara molekul-molekul sukrosa akan
semakin dekat dengan menguapkan air pelarutnya.
Apabila jarak antara
molekul sukrosa cukup dekat, maka akan saling mempengaruhi dan saling
tarik-menarik. Bila di sekitarnya terdapat Kristal sukrosa, maka aka nada
keseimbangan antara molekul sukrosa yang melarut dan molekul sukrosa yang
menempel/mengkristal. Keadaan demikian disebut sebagai pelarut jenuh. Derajat
kejenuhan dapat dinyatakan dengan perbandingan antara kandungan sukrosa dalam
larutan jenuh pada suhu yang sama. Harga perbandingan ini dikenal sebagai
koefisien kejenuhan (KK)
Berdasarkan
koefisien kejenuhan, daerah kejenuhan dapat dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Larutan
Encer
Larutan yang mempunyai
kejenuhan dibawah satu. Pada daerah ini larutan masih dapat melarutkan Kristal.
2. Larutan
Jenuh
Larutan yang mempunyai
koefisien kejenuhan sama dengan sau. Larutan ini sudah tidak dapat melarutkan
Kristal sukrosa lagi, tetapi terjadi keseimbangan antara jumlah sukrosa yang
melarut dan mengkristal.
a. Daerah
menstabil
Larutan yang mempunyai
koefisien kejenuhan lebih besar dari satu. Molekul sukrosa terdapat di daerah
ini hanya dapat menempel diri pada kristak yang telah ada. Daerah ini disebut
juga daerah pembessaran Kristal.
b. Daerah
intermediet
Larutan yang mempunyai
koefisien kejenuhan lebih besar dari satu. Molekul sukrosa pada daerah ini
telah mampu membentuk inti Kristal. Apabila terdapat Kristal sukrosa dalam
larutan, timbul Kristal palsu.
c. Daerah
labil
Larutan yang mempunyai
koefisien kejenuhan lebih besar dari satu. Molekul pada daerah ini telah mampu
membentuk inti Kristal dengan serentak tanpa hadirnya Kristal yang lain.
- Pemurnian
Tahap
pemurnian merupakan tahap yang akan menentukan kualitas gula yang dihasilkan.
Pemurnian bertujuan untuk mengilangkan kotoran(bukan gula) yang terbawa dalam
nira. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pemurnian adalah menjaga agar
gula tidak rusak yang diakibatkan suasana asam dan temperature yang tinggi.
Semakin banyak gula yang dihilangkan akan semakin tinggi kemurniannya, dan
semakin putih krital gula yang didapatkan.
Tahapan pemurnian gula adalah sebagai berikut:
1.
Penambahan sirup dan penggilingan raw sugar
Penambahan
sirup ini akan membuat sirup dan Kristal gula yang halus bercampur. Lalu untuk
memisahkan sirupnya dengan disentrifugasi dengan adanya penambahan air atau
biasa disebut proses afinasi. Kristal gula hasil sentrifugasi dimasukkan ke
premelter sebagai awal proses pelelehan sebelum masuk ke melter. Dan sirup
afinasi sendiri akan disentrifugasi kembali sehinnga akan dihasilkan gula dan
molase. Melter merupakan tempat bertemunya Kristal gula dengan Kristal gula hasil
afinasi, Kristal ini yang akan mengalami proses pemurnian. Pemurnian ini
dilakukan sebelum nira mengalami proses pemasakan.
Beberapa cara
pemurnian:
Pemurnian ini dengan
cara menggunakan kapur sebagai alat pembantu. Ada cara yaitu:
1. Defekasi
dingin , dilakukan dengan menggunakan kapur yang telah dilarutkan lalu dicampurkan dengan nira pada temperature suhu kamar.
Penambahan kapur untuk menetralkan asam-asam yang terdapat dalam nira.
Penambahan kapur dilakukan hingga pH larutan menjadi 7,2 – 8,3 lalu dipanaskan
hingga titik didihnya ± 1050 c. Tujuan dari proses ini adalah garam kapur dalam nira dapat terbentuk cepat
dan dapat menghasilkan gumpalan yang besar yang mudah diendapkan, mengendapkan
kotoran yang hanya mengendap pada temperature yang tinggi seperti protein,
mematikan mikroorganisme. Nira yang telah mengalami pemanasan pada titik
didihnya ini dimasukkan kedalam bejana pengembang untuk mengeluarkan udara yang
ada dalam nira. Apabila dikeluarkan makan proses pengendapan akan tergangggu.
2. Defekasi
panas, penambahan air kapur pada nira yang dipanaskan dahuu pada suhu 70-90
derajat celcius. Pemanasan nira bertujuan untuk mendapatkan proses pemurnian
yang berlangsung secara baik dan cepat. Setelah itu bru dimasukkan kea lat pengendap,
3. Defekasi
sacharat, proses ini akan membagi nira mentah menjadi dua bagian. Bagian
pertama ditambahkan air kapur hingga pHnya menjadi 10-11 reaksi air nira dengan
kapur akan membentuk kalsium sakharat. Nira kedua dipanaskan pada suhu 700
c. dan kesuanya dicampurkan hingga menghasilkan endapan yang lebih besat,
sehingga mudah diendapkan dan dihasilkan nira yang kebih jernih.
4. Pemurnian
dengan Sulfitasi
Pemurnian ini lebih
baik dibandingkan defekasi karena pemurnian ini menggunakan kapur dan SO2.
Pemberian kapur disini dilakukan secara berlebih kemudian akan dinetralkan
dengan gas SO2, sehingga terbentuk ikatan garam kapur yang
mengendap.
Reaksinya :
SO2 +H2O
® H2SO3

Ca(OH)2
+ SO2 ®
CaSO3 + H2O
Endapan
CaSO3 ini akan mengabsorpsi partikel koloid yang berada disekitarnya
sehingga kotoran yang terbawa oleh endapan semakin banyak. Gas SO2 digunakan
untuk memucatkan warna sehingga diharapkan warna Kristal menjadi lebih terang.
5.
Pemurnian Karbonitasi
Proses ini dilakukan
dengan menggunakan susu kapur dan gas CO2
sebagai bahan pembantu. Susu
kapur yang ditambahkan pada cara ini lebih banyak dibandingkan cara sulfitasi,
sehingga menghasilkan endapan yang lebih banyak. Kelebihan susu kapur yang
terdapat pada nira dinetralkan dengan menggunakan gas CO2. Reaksi yang terjadi
adalah:
Ca(OH)2
+ CO2 ® CaCO3 + H2O
- Pengemasan dan Pemasaran
Setelah Kristal gula
terbentuk makana akan dikemas dan di distribusikan. Pabrik gula Madukismo untuk
tahun 1998 sampai sekarang telah menjual bebas produknya. Pabrik ini mempunyai
dua gudang gula. Gudang A mempunyai kapasitas 150.000 karung, sedangkan gudang
B dengan kapasitas 50.000 karung. Gula
dari pabrik ini telah dapat kita jumpai di took swalayan Ada di kota semarang.
- Pembuatan Alkohol/ Spirtus
Alkohol juga dikenal dengan nama etil alkohol yang
mengandung 96% C2H5OH dan 4% H2O, sedangkan alkohol dalam perdagangan terbagi
dalam tiga macam yaitu alkohol prima dengan konsentrasi 95 – 96%, alkohol
teknis dengan konsentrasi 94 – 95%, dan alkohol premium dengan kadar 96%.
Alkohol prima dan premium dianggap murni karena jumlah impuritas (zat-zat
pengotor) yang terkandung di dalamnya relatif kecil. Impuritas yang ada
biasanya berupa minyak fusel, methanol, aldehid, asam asetat, dan zat-zat
pereduksi lain.
Alkohol teknis mempunyai impuritas (zat-zat pengotor) yang
relatif lebih banyak. Alkohol teknis ini dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
spiritus dengan penambahan bahan-bahan lain dan penambahan zat pewarna yaitu
methanol, minyak tanah, dan pewarna metylen blue. Spiritus adalah alkohol yang
mempunyai konsentrasi 94 – 95% yang digunakan sebagai pelarut dan bahan bakar
(fuel oil) pengganti bahan bakar minyak yang tidak menimbulkan jelaga. Metanol
merupakan alkohol yang tidak berwarna, larut dalam air, dan bersifat racun.
Metanol sering dipakai sebagai bahan bakar, anti pembekuan, dan pelarut.
Spiritus biasanya berwarna biru atau ungu karena ditambah dengan metylen blue
atau metylen violet. Selain itu, spiritus juga akan mengalami penambahan zat
beracun seperti tembaga sulfat agar tidak salah digunakan sebagai minuman
keras. Limbah tetes tebu dari pabrik gula dapat diolah menjadi spiritus.
Spiritus banyak digunakan untuk bahan bakar. Proses pembuatan spiritus
merupakan proses alkohol terdenaturasi yaitu etanol yang diberi tambahan zat
beracun supaya alkoholnya tidak diminum.
Sampai saat ini bahan baku yang banyak digunakan untuk
produksi alkohol adalah tetes (molase). Tetes dianggap sebagai bahan baku yang
relatif murah dan berkualitas baik. Tetes (molase) merupakan sirup gula yang
tidak mengkristal setelah melalui proses kristalisasi. Meskipun terdapat bahan
baku lain, namun umumnya pabrik pembuat alkohol lebih senang menggunakan tetes,
hal ini dikarenakan:
1. Molase lebih murah dan mudah didapat
2. Prosesnya lebih sederhana
3. Kandungan sukrosa tinggi
4. Selain gula, tetes juga mengandung nitrogen, phosphor, belerang, mineral, dan vitamin yang dibutuhkan oleh yeast.
5. Pada umumnya bahan baku yang akan dipakai dalam pembuatan alcohol berupa tetes (molase) yang mengandung beberapa komponen.
Beberapa
tahapan dalam pembuatan alcohol di pabrik gula Madukismo adalah sebagai
berikut:
PS
Madukismo memiliki beberapa stasiun - stasiun, yakni :
1.
Stasiun Masakan
2.
Stasiun Peragian / Fermentasi
3.
Stasiun Sulingan / Distilasi
4.
Stasiun Boiler
5.
Stasiun Pembersih Air ( Water
Treatment )
6.
Stasiun Limbah
7.
Stasiun Gudang Alkohol
Stasiun Masakan
Di stasiun ini dilakukan kegiatan persiapan material untuk proses fermentasi. Adapun jenis - jenis kegiatan dalam stock preparation ini adalah :
Pengkondisian Tetes (Proses pengenceran Tetes Tebu sebagai bahan baku utama)
·
Penambahan Nutrisi - nutrisi untuk
yiest
·
Pengendalian lingkungan yiest (
penambahan H2SO4 untuk lingkungan asam)
Setelah tetes yang telah
dikondisikan dan telah diberi nutrisi, maka siap untuk di transportasikan ke
stasiun berikutnya, yakni stasiun fermentasi / peragian.
Stasiun Fermentasi / Peragian
Di Stasiun ini terdapat 2 proses utama, yakni proses pembibitan (berlangsung aerobik) dan proses fermentasi (berlangsung anaerobik). Proses fermentasi di PS Madukismo berlangsung batch, dimana usia proses fermentasi selama 50 - 52 jam.
PS Madukismo memiliki 9 Fermentor berkapasitas masing - masing 75.000 liter. Adapun hasil dari proses fermentasi selain alkohol, juga dihasilkan gas CO2. Akan tetapi, gas CO2 yang berpotensi memiliki nilai ekonomis ini belum dimanfaatkan tetapi dibuang ke udara bebas.
Di Stasiun ini terdapat 2 proses utama, yakni proses pembibitan (berlangsung aerobik) dan proses fermentasi (berlangsung anaerobik). Proses fermentasi di PS Madukismo berlangsung batch, dimana usia proses fermentasi selama 50 - 52 jam.
PS Madukismo memiliki 9 Fermentor berkapasitas masing - masing 75.000 liter. Adapun hasil dari proses fermentasi selain alkohol, juga dihasilkan gas CO2. Akan tetapi, gas CO2 yang berpotensi memiliki nilai ekonomis ini belum dimanfaatkan tetapi dibuang ke udara bebas.
Stasiun Sulingan / Distilasi
Di stasiun ini dilakukan kegiatan proses pemisahan alkohol dari hasil fermentasi menjadi alkohol 95-96% dan limbah vinase (stillage).
Di
stasiun sulingan ini memiliki 4 tingkat distilasi, yakni :
·
Tingkat I, Maische Column
·
Tingkat II, Voorloop Column
·
Tingkat III, Rectifying Column
·
Tingkat IV, Nachloop Column
Maische Column (Mash Column)
Kolom distilasi ini merupakan tahap awal proses pemisahan alkohol. Di kolom ini dihasilkan alkohol dengan kadar 40 - 50 % v/v (top product) dan vinase (stillage) pada bottom product sebagai limbah cair PS Madukismo yang masih bisa digunakan sebagai pupuk cair, biogas, dsb.
Voorloop Column (Stripping Column)
Kolom distilasi ini merupakan tahap ke-2 proses pemisahan alkohol. Di kolom ini dihasilkan alkohol dengan kadar min. 94 % v/v (top product) dan bottom product diproses kembali dikolom berikutnya yaitu Rectifying Column. Dari kolom ini dihasilkan alkohol dengan kadar 94% v/v yang kita namakan Alkohol Teknis karena tujuan dari proses pemisahan pada kolom ini adalah memisahkan alkohol dengan impuritis - impuritis nya, seperti senyawa aldehid. adapun kapasitas alkohol yang dihasilkan oleh kolom ke-2 ini sebesar 3.000 lt/hari
Berikut Skema Pembuatannya :
- PENGEMASAN
KESIMPULAN
- Pembuatan gula di pabrik gula Madukismo ini menggunakan bahan dasar tanaman tebu. Proses pembuatannya sendiri meliputi enam tahap yaitu penggilingan tebu, klarifikasi, pemasakan, kristalisasi gula, pemurnian, pengemasan
·
Bahan baku yang digunakan untuk membuat
alcohol adalah tetes, yang merupakan
hasil sampingan dari PG. Madukismo. Proses yang dipakai adalah peragian
(fermentasi), dari ragi yang dipakai : Sacharomyces Cereviceae. Enzim yang ada
dalam ragi ini mengubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi alkohol dan gas
CO2
·
Bahan baku yang digunakan untuk membuat
spirtus adalah tetes yang merupakan hasil sampingan dari PG Madukismo. Proses
yang dipakai adalah hamper sama dengan pembuatan alcohol.
·
Di PS Madukismo ada tujuh stasiun pada
pembuatan alcohol yaitu stasiun pemasakan, stasiun peragian, stasiun sulingan,
stasiun boiler, stasiun pembersih air, stasiun limbah, dan gudang alcohol.
S
Download Video 110Mb
Download LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI 67 Halaman
Sumber : http://madubaru.comyr.com/beranda.html
Download Video 110Mb
Download LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI 67 Halaman
Sumber : http://madubaru.comyr.com/beranda.html